Amankan Produksi, Ditjen Hortikultura Tangani Ulat Bawang Sejak Dini

By Admin


nusakini.com - Direktorat Jenderal (Ditjen) Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan bahwa saat ini kondisi bawang merah di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat masih dapat dikatakan pertumbuhannya stabil atau tidak sedang diserang hama ataupun ulat dengan kategori berat. Namun tidak juga menampik ada serangan hama yang termasuk kategori serangan ringan yang masih dapat dikendalikan.

“Minimal 95 persen dari potensi produksi komoditas itu sendiri tentu kami lakukan pengamanan dengan cara penerapan pengendalian hama terpadunya. Sejak dari penyiapan lahan, kita sudah pakai pupuk organik yang ramah lingkungan. Jadi, untuk mencegah hama kita juga sudah lakukan dengan memakai alat ikat kuning atau lampu perangkap hama (light trap),” kata Liliek Srie Utami, Direktur Perlindungan Hortikultura Ditjen Hortikultura Kementan yang didampingi oleh Yanuardi, Direktur Budidaya Tanaman Sayur dan Tanaman Obat Ditjen Hortikultura Kementan serta Haji Ali Efendi, Kepala Dinas Pertanian Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Cirebon, kepada betaEnews.com saat meninjau lahan produksi bawang merah di Desa Gebang Kulon, Kecamatan Gebang, Kabupetan Cirebon, Jumat (3/2/2017). 

Namun demikian, pihaknya mengakui bahwa serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) itu, pada kondisi apapun selalu ada. “Karena kami dari perlindungan tidak pernah memusnahkan (OPT-red) sampai nol. Kendati saat ini masih ada tapi masih diambang ekonomi atau tingkat serangan ringan, dan masih bisa ditanggulangi. Untuk itu, kita harus selalu waspada tiap hari,” paparnya. 

Bahkan untuk membuktikan bawang merah di Kabupaten Cirebon tidak sedang diserang hama atauapun ulat seperti yang sering disebut grandong, dalam sebulan masih bisa panen 7,5 ton per hektar. “Biasannya sih 9,8 ton per hektar, tapi karena musim hujan tentu berkurang sedikit. Namun mengantisipasi hama, kita sejak dini telah memakai alat perangkap, dan terbukti bisa mengurangi populasi hama hingga 40 persen,” kata Wahyudin, salah satu petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT). 

Selain mengantisipasi hama pakai alat, Kadir, seorang petani sukses di Cirebon mengaku bahwa ia tidak mau memakai pupuk urea atau pupuk yang dingin-dingin jika menanam bawang merah di musim dingin. “Saya, kalau nanam bawang di musim hujan pak, jarang pakai pupuk urea, karena terlalu dingin. Harusnya pupuknya yang hangat-hangat, penyemprotannya juga hangat-hangat di musim hujan ini. Pasti sukses pak. Buktinya tiap bulan saya ngirim sendiri bawang ke Pasar Induk Kramat Jati di Jakarta sana pak,” akunya. 

Sementara itu, untuk pengembangan bawang merah, ternyata Ditjen Hortikultura Kementan sedang giat-giatnya melakukan pengembangan ke seluruh pulau di Indonesia secara merata. “Kita ingin mandiri pulau. Selama ini kan bawang merah kebanyakan sentra produksinya di Pulau Jawa, yakni hingga 75 persen. Jadi, kita berusaha mengembangkannya ke seluruh Indonesia seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian dan juga pulau lainnya dengan cara manajemen tanam yang kami tetapkan. Jadi, nantinya tiap pulau ada sentra-sentra produksi bawang merah,” kata Yanuardi. 

Selain itu, untuk memastikan mandiri pulau tersebut, pihaknya akan meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) guna menangani bawang merah. Sebab, menanam bawang merah beda sekali dengan menanam cabai. “SDM menanam bawang merah itu tertentu, tidak seperti cabai. Kalau nanam bawang ada trik-trik yang perlu dilakukan,” tambahnya. 

Sementara untuk mengatur manajemen tanam di seluruh Indonesia, pihaknya mengumpulkan semua provinsi yang kemudian dibagi ke masing-masing provinsi yang selanjutnya provinsi membagi luas tanamnya, misalnya bulan Januari kemarin ke kabupaten-kabupaten seperti di Cirebon yang sudah ditetapkan luas tanamnya dan membaginya ke 9 kecamatan sesuai dengan manajemen tanam dari pusat. “Dengan pola tanam yang telah ditetapkan, maka yang tejadi adalah panen tiap bulan dan suplay tetap ada. Seperti di Cirebon ini, ketersediaan di lapangan sudah banyak, bahkan ketersediaan benih juga masih banyak, begitu juga dengan ketersediaan konsumsi,” pungkas Yanuardi. 

Sementara itu, Haji Ali Efendi menjelaskan bahwa selama ini pihaknya selalu melakukan penyuluhan kepada para petani melalui para petugas OPT dalam rangka peningkatan produksi dan juga pengendalian hama. “Setelah kita lihat tadi, kondisi tanaman tadi secara umum bagus. Soal hama memang ada, tapi serangannya ringan dan masih dapat dikendalikan,” ujar Kepala Dinas Pertanian Peternakan dan Perkebunan Kabupaten Cirebon itu. (p/mk)